Stitch adalah gerakan tusukan jarum dari atas kain menembus ke bawah kemudian kembali ke atas, itu adalah gerakan satu rotasi. Jadi stitch dapat diartikan sebagai jahitan atau tusukan jarum.
Jahitan bordir atau embroidery stitches secara garis besar dibedakan menjadi jahitan tangan (hand or manual embroidery) dan jahitan yang dihasilkan dengan mesin bordir. Dalam artikel kali ini akan dibahas mengenai jahitan mesin bordir.
JENIS JAHITAN BORDIR
Untuk mengkreasikan sebuah desain, banyak tipe dan variasi jahitan yang dapat dipadukan. Jahitan mesin bordir secara umum dibagi dalam tiga kategori :
1. Jahitan Satin
Jahitan Satin atau satin stitches adalah jahitan yang banyak digunakan pada teks atau sebagai pembatas bidang (border). Jahitan satin bergerak secara zigzag, yakni kiri-kanan atau atas-bawah. Dilihat dari samping akan terkesan sedikit menonjol dari permukaan bahan yang dibordir dan menghasilkan satin feel ketika disentuh.
Jahitan satin sendiri terdiri dari berbagai variasi, yakni :
a. Programmed satin adalah jahitan satin yang berpola atau bermotif. Motif-motif tersebut dapat kita buat sesuai keinginan kita, misalnya : motif bundar, diamond, gelombang, dan lain-lain.
b. Jagged satin adalah jahitan satin yang bergerigi, yang panjang jahitannya bervariasi sesuai range yang kita kondisikan. Jagged satin banyak dipakai untuk memberi kesan natural dan berbulu; misalnya bordir pada wajah beruang, harimau, dan lain-lain.
c. Star adalah jahitan satin yang berotasi pada satu titik pusat dan membentuk bintang.
2. Jahitan Tatami
Jahitan Tatami atau tatami stitches atau kadang kala disebut interlocking stitch digunakan untuk mengisi bidang. Area terluas dari desain bordir umumnya menggunakan jahitan tatami. Tatami adalah sejenis tikar pelapis lantai yang umum digunakan dalam rumah tradisional Jepang. Anyaman tatami Jepang inilah yang menginspirasi penyebutan nama tatami stitches.
Jahitan tatami juga terdiri dari beberapa variasi :
a. Tatami yang beralur horizontal, tegak lurus, beralur miring, beralur miring sekali. Kemiringan arah jahitan tatami dapat diatur dan akan menghasilkan efek cahaya yang berbeda-beda.
b. Programmed fill atau motif fill adalah jahitan tatami yang bermotif dan motifnya dapat diprogram sesuai keinginan kita, misalnya : motif hati, motif diamond, motif gelombang, dan sebagainya.
3. Jahitan "running"
Jahitan “running” atau running stitches adalah jahitan sejalan atau segaris. Running stitches sering digunakan sebagai pembatas bidang, membuat outline gambar atau membuat teks yang amat kecil di mana satin tidak sanggup melakukannya.
Jahitan running juga memiliki variasi yang disebut programmed run atau motif run, yaitu jahitan running yang bermotif dan motifnya dapat diprogram sesuai keinginan kita, misalnya : motif segitiga, motif bundar, motif “****”, motif “++++”, dan sebagainya.
Setiap desain bordir mempunyai karakteristik tentang jenis jahitan apa yang sebaiknya diaplikasikan, berapa kemiringan arah tataminya agar memberi efek cahaya yang menarik. Misalnya sebuah logo dengan teks “Maestro” di atas bidang biru. Maka kita dapat memilih jahitan tatami untuk mengisi bidang biru terlebih dahulu, kemudian baru membordir teks “Maestro” di atas bidang biru dengan jahitan satin atau jahitan running.
Agar semakin jelas, cobalah pelajari jenis-jenis stitches tersebut pada contoh desain gambar.
KUALITAS HASIL BORDIR DAPAT BERBEDA
Pada umumnya semua mesin bordir otomatis dapat membordir ketiga macam jahitan dasar tersebut. Meski demikian, kualitas hasil bordirnya dapat berbeda sangat signifikan; ada yang amat halus, ada pula yang kurang halus. Perbedaan hasil antar berbagai merek mesin terletak pada ketepatan atau presisi gerakan pembidangan bordirnya dengan tusukan jarum, yang akhirnya amat menentukan kehalusan hasil bordir tersebut serta nilai jualnya.
Faktor apa yang menyebabkan perbedaan presisi antar berbagai merek mesin tersebut? Yang utama adalah komponen-komponen yang dipakainya, seperti motor yang super presisi (lebih mahal) atau motor yang biasa-biasa saja; sistem apa yang dipergunakan untuk penggerak bidang bordirnya atau pantograph, getaran mesin, kestabilan mekanisme turun-naik jarum, dan software yang ditanamkan ke mesin bordir tersebut.
BERBAGAI VARIASI JAHITAN BORDIR
Di luar ketiga jahitan dasar di atas, masih terdapat berbagai variasi jahitan bordir lainnya, sebut saja :
a. bordir rantai atau chain stitches;
b. jahitan loop yang menyerupai karpet dengan benang-benang yang berdiri/timbul;
c. jahitan yang menggunakan variasi aksesori seperti : tali kur (cord) dengan zigzag stitches, pita atau tape, pita dikerut atau frill, jahitan ulir atau coil;
d. bordir payet atau sequin embroidery, dan sebagainya.
Berbagai jahitan variasi ini hanya dapat dihasilkan dengan menggunakan mesin bordir khusus, seperti pada merek Tajima atau Barudan.
DENSITY ATAU KERAPATAN JAHITAN
Untuk melengkapi pengetahuan tentang stitches, Penulis menjelaskan tentang salah satu variabel penting, yakni density atau kerapatan jahitan. Densitas dalam sebuah desain adalah salah satu faktor penting yang harus diketahui demi menghasilkan kualitas bordir yang baik. Densitas adalah variabel yang dapat diatur dan dimanipulasi melalui software bordir.
Density jahitan yang renggang menyebabkan hasil bordir tampak renggang dan tidak berkualitas, serta mengurangi jumlah stitches dari desain tersebut. Misalkan sebuah desain yang seharusnya 5.000 stitches direnggangkan sehingga hanya menjadi 4.000 stitches. Apabila 5.000 stitches dikerjakan dalam waktu 5 menit, maka 4.000 stitches hanya dikerjakan dalam waktu 4 menit, semakin cepat selesai. Tentu saja dengan pengurangan stitches ini mesin bordir akan menghasilkan jumlah yang lebih banyak. Hal ini sering “terpaksa” dilakukan oleh pabrik bordir demi mengejar harga murah yang ditawar oleh pemberi order. Nah, sekarang Anda memahami alasan mengapa banyak pakaian yang dijual secara grosir mempunyai kualitas bordir dengan density yang direnggangkan.
Density jahitan yang terlalu rapat juga tidak dianjurkan, hal ini dapat menyebabkan putusan jarum dan benang dikarenakan gesekan yang terlalu rapat serta mengakibatkan kerutan pada kain. Semakin sering putus benang, kualitas bordir semakin buruk dan produktivitas mesin semakin rendah.
Berapa density jahitan bordir yang optimum? Jawabannya tergantung pada ketebalan benang, bahan yang dipergunakan, serta karakter desain. Misalkan Anda menggunakan benang bordir standar berukuran 120/2d dengan bahan kain yang tidak tipis, maka densitas dapat diatur melalui software bordir pada 4 point (= 0.4mm, jarak antara baris jahitan bordir). Semakin tipis benang bordir yang Anda pergunakan, densitas semakin perlu dirapatkan atau dinaikkan; begitu pula sebaliknya. Aturlah juga densitas sesuai dengan bahan kain dan ukuran desain. Pada umumnya, semakin tipis bahan kain dan semakin kecil desainnya, densitas perlu direnggangkan.